PT. Putra Tidar Perkasa, Batam – Menyikapi beberapa kejadian yang terjadi selama kurun waktu sebulan terakhir terkait munculnya aksi bom bunuh diri di Surabaya dan juga penyerangan terhadap Markas Kepolisian di beberapa wilayah seperti Pekanbaru dan Jambi mendasari PT. Putra Tidar Perkasa untuk memberikan pembekalan kepada seluruh unsur pimpinan di lapangan terutama level Chief Security / Leader.
Hal ini menjadi perhatian yang sangat tinggi bagi Dwifung selaku Direktur Utama PT. Putra Tidar Perkasa. Maka dari itu perlunya diberikan sebuah kemampuan analisa dasar terhadap situasi yang berlaku di sekitar lokasi kerja terhadap seluruh unsur pimpinan di lapangan.
“Pembekalan ini dirasakan sangat perlu diberikan kepada para Chief Security atau Leader di lapangan agar para unsur pimpinan tersebut mampu melaksanakan deteksi dini dan mampu menganalisa setiap situasi yang ada yang dapat mempengaruhi keamanan unit kerjanya” tegas Dwifung.
Pembekalan yang dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 24 s.d 26 Mei 2018 tersebut sengaja dilaksanakan selain juga memberikan pemahaman terhadap Chief Security / Leader juga sebagai upaya antisipatif dalam rangka pengamanan Lebaran yang sudah semakin dekat waktunya.
Ryan Istiyanto CATS, CCPS selaku pemateri menyampaikan bahwa pengetahuan intelijen ini merupakan hal yang wajib dimiliki oleh unsur pimpinan di lapangan karena diperlukan dalam pengambilan keputusan dan bahan pertimbangan dalam menentukan status keamanan yang berlaku menyikapi kondisi yang terjadi.
“Harapan kami dengan memberikan pembekalan ini adalah agar para unsur pimpinan mampu melihat dan memahami fenomena gunung es dalam teori intelijen secara mendalam. Bagaimana potensi gangguan yang ada di balik sebuah gunung es yang sering kita lihat dari bagian atasnya saja namun kita lupa dengan sisi dalamnya yang tidak terlihat yang terkadang lebih besar bentuknya” ujar Ryan menjelaskan.
Dalam pembekalan tersebut, Ryan Istiyanto CATS, CCPS dibahas tentang pentingnya intelijen dalam pelaksanaan tugas pengamanan di lapangan. Bahkan dijelaskan juga intelijen sebagai kegiatan dimana di dalamnya terdapat teknik-teknik bagaimana mendapatkan info intelijen baik dengan metode cover, wawancara maupun interogasi.
Secara singkat namun mudah dipahami oleh peserta, pemateri menjelaskan arti pentingnya sebuah informasi karena hal ini dapat mempengaruhi cara berpikir secara taktis untuk menentukan kebijakan pola pengamanan yang akan diterapkan. Seperti contohnya adalah dengan adanya peristiwa aksi bom bunuh diri beberapa waktu lalu, hal ini menjadikan seluruh jajaran agar meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan prosedur lebih ketat dari biasanya atau biasa disebut siaga 1 dalam istilah keamanan.
Dan atau kejadian lainnya yang berlaku diluar area yang bersifat dapat menjadi potensi ancaman bagi unit kerja. Tentunya hal ini melihat aspek-aspek lain seperti Ipoleksosbud ( Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya ) yang berlaku di sekitar area pengamanan.
Bahkan Ryan juga menambahkan bahwa Chief Security juga perlu tahu apa saja yang ada disekitar area tempat kerjanya dari sisi luar perimeter. Hal ini juga sangat penting karena dapat menjadi hal yang berpengaruh terhadap jalannya operasional pekerjaan di perusahaan yang dijaganya.
“Setelah mendapat pembekalan ini, diharapkan unsur pimpinan dapat menilai dan menganalisa dengan menggunakan penalaran guna melakukan antisipasi dan mampu mendeteksi secara dini potensi gangguan keamanan yang mungkin bisa terjadi di unit kerjanya. Sehingga seorang Chief Security dapat memberikan saran dan masukan kepada pengguna jasa menyikapi situasi yang terjadi” ungkap Ryan. ( ry )
══════════════
Baca juga Berita kami sebelumnya :
IKUT DUKUNG PROGRAM PEMERINTAH, PTP LAKUKAN AKSI LAWAN NARKOBA DAN PEDULI HIV AIDS
Butuh jasa pengamanan? klik Ya
Ikuti pelatihan Gada Pratama / Madya Klik Ya
